Bab
I
Budaya
Organisasi
1.1 Pengertian
Budaya Organisasi
Budaya organisasi
adalah sebuah sistem
makna bersama yang dianut oleh para anggota,
yang membedakan suatu organisasi
dari organisasi-organisasi lainnya.Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik
kunci yang dijunjung tinggi oleh organisai
Budaya
organisasi dapat mempengaruhi cara orang dalam berperilaku dan harus menjadi
patokan dalam setiap program pengembangan organisasi dan kebijakan yang
diambil. Hal ini terkait dengan bagaimana budaya itu mempengaruhi
organisasi dan bagaimana suatu budaya itu dapat dikelola oleh organisasi.
Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut beberapa
ahli :
Menurut Robbins (2003) pengertian
budaya organisasi adalah sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota
yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lain. Sistem makna bersama
ini, bila diamati dengan lebih seksama, merupakan seperangkat karakteristik
utama yang dihargai oleh suatu organisasi. Budaya organisasi berkaitan dengan
bagaimana karyawan mempersepsikan karakteristik dari suatu budaya organisasi,
bukan dengan apakah para karyawan menyukai budaya atau tidak.
Budaya merupakan konsep penting
untuk memahami masyarakat dan kelompok manusia dalam jangka waktu yang
panjang, tak terkecuali di dalam sebua organisasi. Mengidentifikasi dan
memahami budaya organisasi mempengaruhi keberhasilan dalam hal intelektual dan
financial dalam perusahaan. Menurut Mowat (2002) budaya organisasi adalah “the
personality of the organization: the shared beliefs, values and behaviours of
the group. It is symbolic, holistic, and unifying, stable, and difficult to
change.”
Menurut pandangan Davis
(1984):“Pengertian budaya organisasi merupakan pola keyakinan dan nilai-nilai
organisasionalyang dipahami, dijiwai dan dipraktikkan oleh organisasional
sehingga polatersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar berperilaku
dalam organisasional”. Budaya organisasi merujuk kepada suatu sistem pengertian
bersama yang dipegang oleh anggotaanggota suatu organisasi, yang
membedakan organisasi tersebut dari organisasi lainnya.
Budaya organisasi adalah apa yang
dipersepsikan karyawan dan cara persepsi itu menciptakan suatu pola keyakinan,
nilai, dan ekspektasi. Schein (1981) dalam Ivancevich et.al., (2005)
mendefinisikan budaya sebagai suatu pola dari asumsi dasar yang diciptakan,
ditemukan, atau dikembangkan oleh kelompok tertentu saat belajar menghadapi
masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang telah berjalan cukup
baik untuk dianggap valid, dan oleh karena itu, untuk diajarkan kepada anggota
baru sebagai cara yang benar untuk berpersepsi, berpikir dan berperasaan
sehubungan dengan masalah yang dihadapinya.
·
3 Tingkat Budaya Organisasi :
1.
Lapisan pertama mencakup artifak dan ciptaan yang
tampak nyata tetapi seringkali tidak dapat diinterpretasikan.
2.
Lapisan kedua terdapat nilai atau berbagai hal yang
penting bagi orang. Nilai merupakan kesadaran, hasrat afektif, atau
keinginan.
3. Lapisan
ketiga merupakan asumsi dasar yang diciptakan orang untuk memandu perilaku
mereka. Termasuk dalam lapisan ini adalah asumsi yang mengatakan kepada
individu bagaimana berpersepsi, berpikir, dan berperasaan mengenai pekerjaan,
tujuan kinerja, hubungan manusia, dan kinerja rekan kerja.
3. Faktor Penentu Budaya Organisasi :
1. Pengalaman Organisasi (Organizational Experiences) merupakan
faktor penentu utama terciptanya sebuah Budaya Organisasi tertentu.
2.
Pengalaman Organisasi dapat berupa keberhasilan maupun kegagalan yang
dialami organisasi dalam menjalani kegiatannya dari waktu ke waktu.
3.
Prinsip,
Norma, Keyakinan, juga dapat menjadi
faktor penentu terbentuknya sebuah Budaya Organisasi.
4.
Prinsip, Norma, dan keyakinan tertentu nilai-nilainya diadopsi sehingga
menentukan sebuah budaya organisasi.
1.2 Fungsi
Budaya Organisasi
Budaya organisasi memiliki fungsi
yang sangat penting. Fungsi budaya organisasi adalah sebagai tapal batas
tingkah laku individu yang ada didalamnya. Secara alami budaya sukar dipahami,
tidak berwujud, implisit dan dianggap biasa saja. Tetapi semua organisasi
mengembangkan seperangkat inti pengandaian, pemahaman, dan aturan implisit yang
mengatur perilaku sehari-hari dalam tempat kerja. Peran budaya dalam
mempengaruhi perilaku karyawan semakin penting bagi organisasi.
1. Batas
Budaya berperan sebagai penentu batas-batas; artinya,
budaya menciptakan perbedaan atau yang membuat unik suatu organisasi dan membedakannya dengan organisasi lainnya.
2. Identitas
Budaya memuat rasa identitas suatu organisasi.
3. Komitmen
Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap
sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan individu.
4. Stabilitas
Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena
budaya adalah perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan
standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan.
Bab II
Tipopologi
Budaya Organisasi
Ada beberapa tipologi budaya organisasi. Kotter dan Heskett (1998)
mengkategorisasi jenis budaya organisasi menjadi tiga yaitu budaya kuat dan
budaya lemah, budaya yang memiliki kecocokan strategik, dan budaya adaptif.
Organisasi yang berbudaya kuat biasanya dapat dilihat oleh orang luar sebagai
memilih suatu gaya tertentu. Dalam budaya organisasi yang kuat ini nilai-nilai
yang dianut bersama itu dikonstruksi ke dalam semacam pernyataan misi dan
secara serius mendorong para manajer untuk mengikutinya. Karena akar-akarnya
sudah mendalam, gaya dan nilai budaya yang kuat cenderung tidak banyak berubah
walaupun ada pergantian pimpinan.
Sejalan dengan itu, Robbins (1990) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
budaya yang kuat adalah budaya di mana nilai-nilai inti dipegang secara
intensif dan dianut bersama secara meluas. Makin banyak anggota yang menerima
nilai-nilai inti dan makin besar komitmen mereka pada nilai-nilai itu, maka
makin kuat pula budaya tersebut. Sebaliknya organisasi yang berbudaya lemah,
nilai-nilai yang dianut tidak begitu kuat sehingga jatidiri organisasi tidak
begitu menonjol dan kemungkinan besar nilai-nilai yang dianut pun berubah
setiap pergantian pimpinan atau sesuai dengan kebijakan pimpinan yang baru.
Tipopologi
yang lain dikemukakan oleh Deal & Kennedy yang memilah budaya organisasi
kedalam empat kategori budaya berdasarkan dua faktor utama, yaitu :
·
Derajat
resiko dalam kegiatan bisnis
·
Kecepatan
perusahaan atau manajemen dalam mendapatkan umpan balik atas keputusan atau
strategi.
Ke empat
kategori budaya tersebut adalah :
·
The
tough-guy, Macho Culture
·
The work
hard culture
·
The bet-your
company culture
·
The process
culture
sumber :
http://www.psychologymania.com , 4 juli 2013 , 20.00
WIB
http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/pengertian-budaya-organisasi.html , 4 juli 2013 , 20.20 WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_organisasi , 4 juli 2013 , 20 WIB.
A.B Susanto, F.X Sujanto, Wijanarto Hilmawan, Susanto
Patricia, Mertosono Suwahjuhadi, Ismangil Wagiono. A Strategic Management
Approach Corporate Culture Organization Culture.2001. Jakarta.